Solo Travelling ke Solo

                              

Hola, akhirnya liburan telah tiba, fyuh! Kata – kata pertama yang terucap dari lubuk hati yang terdalam setelah akhirnya bisa libur juga seteleha hampir tiap hari kerja siang-sore bahkan terkadang malam hahhaha. Nah di liburan kali ini akhirnya saya berkesempatan pergi ke suatu tempat yang terkenal akan sejarah, seni dan budayanya, yakni Solo. Sebenarnya sudah lama saya ingin pergi ke Solo, hanya saja karena kesibukan dan lain – lain baru kesampaian sekarang. Perjalanan ke Solo kali ini dimulai dari Jogja. Meskipun saya tinggal di Malang tapi saya masih ada urusan di Jogja, sehingga alur keberangkatannya Malang ke Jogja, setelah beberapa hari di Jogja baru ke Solo. Perjalanan Jogja-Solo ini cukup unik mengingat saya harus berkejaran dengan waktu supaya tidak ketinggalan kereta Prameks (Prambanan Ekspress) yang membawa saya ke Solo.


Jadi waktu itu saya ada urusan sedikit di Jogja sampai sabtu siang, menurut perkiraan sih sampai jam 1 an. Padahal waktu itu saya memiliki jadual menonton Wayang Orang Sriwedari di Taman Sriwedari Solo, yang mana ini sebenarnya menjadi agenda utama kedatangan saya ke Solo hahhah. Saya sudah terlanjur memesan tiket Prameks jam setengah 1 supaya bisa tiba di Solo jam setengah 2 ketika kemudian ada pengumuman bahwa kegiatan saya di Jogja diperperkirakan selesai jam 1 siang yang berarti kemungkinan besar saya akan ketinggalan Prameks yang jam setengah 1. Ketika saya check kembali aplikasi kereta api Indonesia untuk memesan tiket cadangan, saya terhenyak ternyata tiket ja 1 sampai sore sudah sold out, dan yang tersisa adalah tiket jam 19.30 yang berarti saya tidak adan bisa nonton wayang orang on time karena kabarnya pertunjukan wayang wong malam itu dimulai pukul 19.00. Belum lagi antri masuk gedungnya. Ya sudahlah, saya pasrah. Harus siap-siap kecewa tidak bisa menonton wayang orang. Ah tpi mungkin saya masih bisa menonton di luar gedung, kan katanya disediakan layar lebar di luar gedung. Batin saya menghibur diri sedikit. Dengan terpaksa saya pesan tiket pukul 19.30 kali ini menggunakan layanan kereta api Solo Ekspress. Itu pun tidak kebagian tempat duduk, hikz!


Rejeki memang tak pernah lari. Ternyata acara selesai lebih awal. Pukul 11.30 acara sudah dinyatakan selesai. Segera saya lari cari gojek untuk kembali ke penginapan yang jaraknya lumayan jauh, sekitar 17 km. Mengapa kok penginapannya jauh sekali? Karena ini numpang di kos keponakan yang kebetulan cukup jauh dari lokasi acara. Tapi dibandingkan dengan menyewa penginapan kan jauh lebih murah, karena paling saya cuma keluar uang untuk gojek. Karena sebelum berangkat ke acara saya sudah packing, maka sesampainya di kos saya langsung meraih koper dan order gojek lagi, ngibrit ke stasiun Tugu yang jaraknya kurang lebih 10 km dari kos. Sesampainya si stasiun Tugu waktu menunjukkan pukul 12.15 yang berarti saya tidak jadi ketinggalan kereta pukul 12.30 dan masih tersisa banyak tempat duduk, legaaaa bangettttt.


Jam 13.45 saya tiba di Stasiun Balapan, Solo. Begitu masuk stasiun langsung disambut dengan diorama kisah pewayangan di sepanjang temboknya. Untuk saya yang suka wayang, ini adalah sesuatu hal yang unik dan indah. Saya suka. Kemudian karena tadi sempat order tiket Solo Ekpress untuk malam hari yang tidak jadi saya ambil, saya lalu mengurus refund di CS Stasiun Balapan. Prosesnya cepat dan pelayanan CS sangat baik. Terima kasih CS Stasiun Balapan. Selesai urusan refund, saya order grab untuk menuju penginapan yang sudah saya booking sebelumnya. Saya booking penginapan di reddoorz. Mengapa reddoorz? Karena jaringannya tersebar luas di kota-kota besar di Indonesia. Di Solo pun ada beberapa reddoorz. Dan yang terpenting tarifnya sangat terjangkau untuk traveller berbudget pas-pas an seperti saya hahahah. Oh ya, nanti di akhir bagian cerita traveling saya kali ini, saya akan membahas budget. Kira-kira berapa budget yang diperlukan untuk traveling ke Solo. Setelah 15 menit perjalanan dengan gocar akhirnya saya sampai di penginapan. Karena lokasi penginapan yang cukup nyempil dan masih tergolong baru, pak drivernya juga agak kebingungan nyari hahha. Penginapan terletak di luar tembok wilayah keraton Solo, tapi sebenarnya dekat sekali dengan keraton Solo. Jika di aplikasi tertulis reddoorz near museum keraton Solo, ya itu tempatnya. Di Solo sendiri, reddoorz tersebar di beberapa lokasi. Lokasi yang cukup dekat dengan beberapa objek wisata di Solo, memungkinkan saya untuk bisa ke mana-mana dalam waktu yang relatif cukup singkat. Jalan sedikit pun sudah sampai di Alun-alun Kidul yang berfungsi sebagai pasar malam di malam hari. Untuk penginapannnya sendiri sangat bagus dan memuaskan untuk ukuran budget hotel. Meskipun tidak menyediakan sarapan, tapi mereka menyediakan peralatan makan dan minum jika dibutuhkan.


Begitu masuk saya disambut dengan kamar yang tertata rapi dan wangi. Ada dua botol air mineral, juga peralatan mandi seperti pasta gigi, sikat gigi, dan sisir ukuran mini. Mengapa ada dua, padahal saya sendiri? Ya karena saya book kamar untuk dua orang, karena hotel tidak menyediakan opsi untuk kamar yang hanya ditinggali satu orang. Sepertinya rata-rata hotel di Indonesia seperti itu ya, jarang yang menyediakan satu kamar hanya unuk satu orang. Ya sudah, jadinya saya dapat yang serba dobel. Hahhaha. Saya kemudian beristirahat sejenak sambil nonton tv, sebelum nanti habis maghrib saya siap-siap berangkat nonton wayang orang. Nah ini bagian terserunya, to be continued.


Comments

Popular posts from this blog

Community Service Program: English for Marine Industry (Skim PIKAT - UPN Veteran Jawa Timur)

Zack Snyder's Justice League: The Epitome of Hope, Friendship, Trust, and Sacrifice

Review Film The Yinyang Master: Dream of Eternity, Mengapa Film Ini Wajib Masuk Daftar Film yang Harus Kamu Tonton